Selasa, 03 April 2012

Cerita Nyolong pas TK

Kiri : Adik gue
Kana : Gue
Kalau ngomongin kebiasaan, setiap orang mempunyai kebiasaan yang unik. Begitu juga kebiasaan dalam merasakan kenikmatan. Kenikmatan adalah sesuatu hal yang membuat kita puas. Termasuk sebagian orang yang puas nyolong sandal temen sehabis solat jumat. Atau sebagian banyak orang seperti ngambil buah mangga rame-rame milik tetangga terus lari terbirit-birit saat yang punya mangga tahu. Seperti yang dulu gue lakuin sewaktu gue masih imut.

Gue pernah nyolong buah di kebun dan pernah nyolong juga buah di pasar. Nyolong di pasar gue lakuin pada waktu masih anak bau kencur. Karena gue pada waktu itu suka makan kencur yang di buat jamu. Namanya jamu beras kencur. Yang gue sering beli pas waktu TK ke ibu-ibu cantik naik sepeda onta yang sering mangkal di depan rumah nenek gue di desa. Rasanya enak dan enggak bikin enek. Aduh kok jadi ngelantur gini. Maklum masa muda gue penuh dengan cerita konyol yang enggak bisa di sebutin banyak di sini. Yang gue maksut bau kencur adalah gue masih TK. 

Pada waktu masih anak bau kencur gue kalau pulang sekolah enggak di jemput orang tua. Bersama-sama anak yang lain jalan menuju rumah masing-masing. Enggak kayak sekarang yang diantar ibu nya, jadi anaknya enggak bebas. Sampek-sampek banyak yang nunggu anaknya mulai dari mengantar sampai jemput. Gue sampek bingung sebenaranya yang sekolah itu siapa ? Ibunya atau anaknya. Mungkin sepuluh tahun kedepan  pengurus TK, bisa memberi bangku sekolah pada para ortu itu dan membuka Taman Ibu-ibu. Dalam pembelajarannya mungkin bisa di beri keplok pramuka. Untuk mengelabui itu semua Ibu-ibu pintar dia bilang "biar anak-anakku enggak di culik" tapi sbenarnya "Aku pengen keplok-keplok lagi".

 Gue Jalan ke rumah cukup jauh, melewati perumahan, pasar, dan sawah. Dari perumahan ke pasar melewati jalan raya yang ramai. Banyak temen-temen gue TK dulu yang kualahan kalau menyeberang. Tapi guru TK gue yang kumis tebal hebat, dia membantu mengumpulkan temen-temen yang menyeberang dan membatu menyeberangkan semua. Termasuk gue yang suka banget kalau menyeberang.

Kalau lewat di pasar gue seneng banget pas waktu bau kencur duludi. Karena banyak barang jualan yang terpampang di depan toko. Banyak sekali pilihannya, mulai Makanan, buah-buahan, sayuran, jajanan pasar, pakaian sampek sepatu dan sendal pokoknya komplekt kalau di pasar. Gue pernah juga lihat BH dan sempak termasuk dalam kategori barang yang di jual di depan toko. Pada waktu masih bau kencur gue sempat berfikir kalau perempuan beli BH di pasar pasti kalau mau nyoba langsung di pakaikan. Tapi kalau gue udah gede kalau berfikir seperti itu pasti ngeres banget dan dikira gue kucing garong kalau ngomongin ke orang.

Sayangnya gue enggak punya pilihan untuk mengambil semuanya, yang ada hanya menglongo dan ngiler-ngiler kalau melihat jajanan di depan toko. Ada suatu kesempatan gratis di saat bapak-bapak penjual buah-buahan yang jualan di depan pasar menawarkan ke orang yang mau beli buah. Dia memberi contoh buah yang udah kelupas yang di peruntukan sebagai contoh untuk pembeli dan itu enggak bayar. Gue melihat transaksi itu pada waktu pas pulang kerumah.

Pada waktu itu gue meniru apa yang dilakukan pembeli. Gue berpura-puran sebagai pembeli yang semoga mendapatkan gratisan buah.

"Pak boleh nyoba jeruknya"
" Iya ini dek"
"Manis lho dek ?"
"Iya Pak"

Akhirnya gue hanya lihat dan langsung pergi begitu saja. Seingat gue sering banget melakukan kayak gitu, pernah bapaknya ngasih gue buah sebelum gue nanya.Dari situlah gue tergila-gila dengan buah. Sangking gilanya gue melihat di bawah meja ada sekeranjang buah dan ingin mengambilnya. Tapi gue cukup takut untuk mengambil buah karena bapaknya kumisnya tebal kayak Pak Raden.

Pada suatu ketika gue memberanikan diri untuk mengambil buah itu. Seperti biasa gue mencoba seperti pembeli. Tapi gue sambil jongkok. Kayak orang mules yang tinggal nunggu e'eknya keluar. Buah yang di bawah adalah buah rambutan dan gue pada waktu itu lagi doyan yang namanya buah rambutan. Tangan gue berkeliaran di bawah kayak orang nyari kodok di semak-semak. Tapi mata mlotot di buah atasnya meja. Bapaknya enggak tahu. Terasa rambut yang sedikit agak kasar terasa. 

Dan dalam hati gue "Apa ini ya? entar  ini bulu betisnya bapak penjual buah, tapi enggak deh". Dengan wajah ragu.

 "Tapi seingat gue bulu betis orang enggak kayak gini, pernah gue mijetin Bapak enggak kayak gini." HAmpir matap 

"Iya bener, iya bener ini enggak bulu orang, enggak bulu kucing, enggak bulu domba, tapi ini bulu rambutan". Dengan wajah menggebu-gebu kayak udah nemuin granat tinggal buang ke wajahnya bapaknya.

Gue mengambil 5 buah rambutan. Perlahan dan pasti rambutan gue masukin ke saku baju gue satu-satu. Semua gerakan mencari kodok di semak-semak itu berjalan dengan lancar. Enggak ada yang salah ambil dan enggak ada orang yang tahu gue ambil buah dengan gaya kodok. Semua berjalan rapi kayak Film mission inposible dan gue jadi tom crusnya.

Yang atas ambil buah dengan halal yang bawah ambil buah dengan haram. Semua mengambil dengan lancar. 
Dulu gue agak nakal jadi kegiatan nakal kayak gitu sering gue lakukan. Termasuk kegitan mengambil buah. 

Gue perrnah melakukan ini sendirian. Juga pernah melakukan ini bersama-sama temen seingat gue. Temen gue antusias kalau kayak gitu. Mereka seperti macan kelaparan, tapi enggak makan daging, makan buah. Mungkin kalau ada macan kayak gitu lebih baik turun kasta, atau suruh pakai rok cewek karena enggak macan banget kalau makan buah. Gue lebih sering sering sendirian dari pada bersama teman. Dan lebih enak sendirian, karena hasil bisa di makan sendiri dan enggak di bagi-bagi. Kalau bersama-sama entar kalau hasilnya di kumpulkan kayak ayam berebut beras kalau di taburkan ke tanah dan di situ banyak pertumpahan darah terjadi.

Kalau melihat Tom Cruz bisa ngambil buah pasti pakai alat canggih dan enggak satu orang pun tahu cara mengambilnya. Tapi kalau gue pakai alatnya Tuhan yaitu tangan, dan kalau salah ngambil bulu, dan yang gue ambil bulu betisnya bapak penjual buah entar dia jerit-jerit. Jerit-jeritnya bisa ngalahin kambing mau melahirkan." AAAAUUUU !!!! " kalau bapaknya dan " EMMBBEKKK" kalau kambingnya. Tapi sayangnya gue tidak bisa menyamakan bapak penjual buah sama embek karena bapak penjual buah enggak punya janggut sedangkan kambing punya. Dan itu semua yang gue lakukan aman enggak ada orangpun yang tahu dan gue seneng bisa ngalahin Tom Cruz kalau gue inget-inget itu sekarang.

Pada suatu hari gue melakukan seperti biasa. Hari itu buah yang di bawah bangku adalah buah salak. Buah yang daunnya bisa buat penahan BAB kalau lagi kena diare. Pada waktu itu gue sendirian pulang setelah di seberangin guru kumis tebal. Semua berjalan dengan lancar tapi di saat gue meraih buah yang ada di bawah bapaknya penjuah buah melihat ke bawah bermaksut untuk mengambil buah dan karena gue ketakutan gue langsung lari dan bapaknya bilang "Jangan lari kamu!!!" dengan kencang. Tapi lari gue lebih cepat dari bapaknya akhirnya menghilang kayak Valentino Rossi "CLING WER".

Gue cukup takut kalau ketahuan dan gue nambah takut setengah mati kalau ketangkep. Gue takut kalau gue di tali di pohon dan diberi angkrang (Sejenis semut berwarna merah dan besar). Itu rasanya geli dan bikin gatel-gatel banget semakin berbahaya kalau angkrangnya kena titit entar gue bisa jerit gini "UH PANAS!!! orang-orang tolongin gue" dengan wajah hampir mati. Ini pengalaman gue pernah naik pohon kena hewan itu.

Gue langsung pulang kerumah mandi setelah itu langsung tidur siang. Seakan telah melupakan sesuatu yang hilang. Tapi semua masalah pada waktu Maghrib tiba. Di situ Nyokap gue ketemu sama tetangga gue yang jual di pasar. Ya seperti yang di duga bahwa kalau masalah itu menyebarnya kayak Bom atom Hirosima dan Nagasaki. Satu kali Bom radiasinya beberapa kilometer jauhnya. Msalah adalah Bom dan radiasi adalah gosip, dan gosip menyebar seantero sampek-sampek tetangga gue tahu. Apalagi tetangga gue jualan di samping penjual buah itu. Tetangga gue juga sering melihat gue yang duduk-duduk di depan penjuah buah. Itu menambah cepatnya penyebaran gosip sampek ke telinga Nyokap gue.

Langsung setelah Nyokap gue denger dan gue lagi Masjid, gue di panggil. Gue di marahin di masjid. Hanya sikap diam tanpa kata yang bisa gue lakuin. Selain Nyokap, tetangga juga ikut ngomelin dan menambah lemesnya tubuh gue yang sedang bui keselahan.

Masa kecil gue hehehhhe

Masa kecil adalah masa di mana kita belajar mencoba. Dan kalau di-inget-inget gue pernah malakukan seperti itu semua hanya bisa senyum-senyum sendiri enggak jelas dan hanya bisa bilang "Goblog banget ya gue kok bisa ngelakuin seperti itu"

Masa kecil semua kesalahan banyak terjadi, mulai di omelin sampek bokong jadi sasaran nyokap. Mulai dari malak sampek berantem, mulai dari nyuri buah sampek nyuri lombok di kebun tetangga. Tapi semua itu buat pembelajaran bahwa semua itu salah dan tidak boleh di ulangi lagi. Kalau terulang ya enggak papa kitakan manusia dan pasti salah, salah baru dan salah mengulang. Hehehehe

Cerita gue banyak waktu kecil yang aneh-aneh dan ini salah satunya. Dan itu berlanjt sampek besar, gue berdoa aneh-aneh ini enggak berlanjut sampek gue menikah. Ih nyinggung soal nikah, hohohoho apa udah waktunya ya.


Salam kangen band dari gue